Mengapa kita menikah?
Karena terlanjur umur sudah banyak?
Karena ayah dan ibu begitu cerewet mendesak setiap kita berulang tahun?
Karena ayah dan ibu ingin cepat punya cucu?
Karena semua teman-teman sepermainan sudah punya anak dan memandang kita dengan iba?
Karena hidup bersama lelaki yang duduk di seberang sana membuat hidup jadi makmur dan sejahtera?
Karena kita tak ingin menyandang sebutan perawan tua atau jejaka lapuk?
Karena ajaran agama berkata bahwa sebaiknya makhluk ciptaan termulia ini hidup berpasangan dan berkembang biak memenuhi bumi?
Atau karena kita ingin menjalani hari-hari selanjutnya dengan seseorang yang bisa membuat hari-hari sebelumnya yang begitu biasa jadi luarbiasa?
Semua orang punya alasan sendiri mengapa ia ingin menikah.
Tetapi pada akhirnya, baiknya kita sepakat bahwa menikah itu bukan sekedar pesta meriah di satu malam, atau bulan madu di pulau eksotik di tengah samudra,
atau perubahan status di KTP dan punya kartu keluarga baru.
Memilih menikah adalah keputusan penting yang menyangkut hati dan akal sehat.
Menikah -termasuk di dalamnya aturan negara dan agama- adalah keputusan dua orang dewasa untuk menjalani hidup baru, membentuk keluarga baru, menjadi satu, saling dukung, saling cinta, saling setia, hingga hari-hari habis dijalani.
Itu menurut kami berdua.
Setujukah Anda?
No comments:
Post a Comment